ImageBantu Mak Titi Berdaya di Masa Tuanya
Image

Bantu Mak Titi Berdaya di Masa Tuanya

Rp 9.885.826 terkumpul dari Rp 70.000.000
340 Donasi sudah berakhir

Penggalang Dana

Image
Image
Verified Organization

107 tahun. Tapi setiap hari, Mak Titi masih harus bekerja... sendirian.

Tidak banyak yang tahu namanya. Tapi bagi sebagian orang yang pernah melewati pinggiran jalan di daerah Sukamiskin, Bandung—mungkin pernah melihatnya. Seorang perempuan tua, tubuh kecil dan membungkuk, duduk di bawah panas matahari sambil menjajakan telur asin. Itulah Mak Titi.





Di usianya yang melewati satu abad, ia masih bangun pagi, naik angkot sendiri, membawa dagangannya dari satu tempat ke tempat lain. Setiap pagi sekitar jam 7, Mak Titi bangun perlahan dari tidurnya. Dengan tubuh yang semakin renta, ia menyiapkan dagangan telur asin yang jadi satu-satunya sumber penghasilannya. Setelah merapikan barang-barangnya, ia naik angkot menuju warung kecil tempatnya berjualan. Di sana, ia duduk, menunggu pembeli datang satu per satu. Jika belum cukup, siangnya beliau akan lanjut berjalan menuju kawasan Gasibu. Di bawah panas terik matahari, ia duduk bersila di trotoar, berharap ada orang yang lewat dan membeli dagangannya.

Penghasilan yang beliau dapat pun sangat sedikit. Dalam sehari, Mak Titi hanya mendapatkan sekitar 20 ribu. Namun dari jumlah itu, ia masih harus membayar ongkos angkot pulang-pergi serta dia harus menyetor uangnya. Sering kali, setelah seharian duduk dan menunggu, penghasilan bersih yang tersisa hanyalah nol rupiah. Bahkan tak jarang, ia justru merugi karena dagangan tak laku dan tetap harus membayar biaya transportasi.



Tempat tinggal beliau bukan rumah.
Hanya bekas warung kecil di pinggir jalan, yang disulap seadanya agar bisa ditempati.
Tanpa fasilitas layak, tanpa kenyamanan. Tapi di situlah beliau beristirahat, tidur, dan kembali bangkit keesokan harinya untuk bekerja lagi.

Di usia 107 tahun, seharusnya seseorang sudah beristirahat bersama keluarga.
Namun Mak Titi masih memaksa tubuhnya untuk kuat berdiri dan berjalan.
Masih mencoba tersenyum walau mata sudah mulai rabun dan langkahnya goyah.

Yang lebih menyentuh… beliau tak pernah mengeluh.

“Saya gak minta apa-apa. Tapi kalau bisa… pengen punya warung kecil sendiri di rumah, biar gak harus keliling terus.”

Mari bantu Mak Titi.

Agar beliau tak lagi harus duduk sendiri di pinggir jalan, menunggu rezeki dari orang yang lewat.
Agar beliau bisa berhenti bekerja saat tubuhnya sudah tak sanggup.
Agar sisa usia beliau bisa dijalani dengan tenang, di tempat yang pantas.

Karena di usia 107 tahun, tak ada lagi waktu yang bisa disia-siakan.
Dan tak ada alasan bagi kita untuk membiarkan beliau terus berjuang sendirian.


Notes: Dana yang terkumpul tidak hanya untuk Mak Titi, tetapi juga akan disalurkan kepada lansia pejuang lainnya yang masih harus bekerja di usia senja mereka.

Baca selengkapnya ▾

  • October, 8 2025

    Campaign is published

Said Hasan11 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 30.182
Hamba Allah12 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 50.263
Hamba Allah13 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 15.029
Hamba Allah13 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 10.161
Hamba Allah24 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 10.353

Fundraiser

Belum ada Fundraiser

Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik (92)

Hamba Allah13 hari yang lalu
Semoga sehat selalu dan rezeki nyw dilancarkan
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Hamba Allah13 hari yang lalu
Semoga bisa jadi berkat
Image
1 Aaminn
+1
Hamba Allah24 hari yang lalu
bismillah semoga berkah ya ibu semoga segala urusan kita dilancarkan
Image
1 Aaminn
+1
Hamba Allah29 hari yang lalu
meskipun sedikit semoga bisa membantu
Image
1 Aaminn
+1
keane1 bulan yang lalu
meskipun cuman sedikit tpi semoga membantu
Image
1 Aaminn
+1
Bagikan melalui:
✕ Close