
Mainan yang tergantung di gerobak usangnya menjadi saksi bisu bagaimana Abah Endang bertahun-tahun menerima celaan. Banyak orang memandang tubuhnya dengan jijik, takut, atau enggan mendekat karena penyakit kulit yang ia derita. Mereka lebih melihat fisiknya, tanpa tahu betapa berat perjuangan yang ia jalani setiap hari.
Abah Endang (55 tahun) berjualan mainan dari pagi sampai sore untuk menyambung hidup keluarganya. Meski dicemooh, ia tetap mendorong gerobaknya. Penyakit kulit, tangan yang bengkak, tubuh ringkih tidak ada yang menghentikan langkah Abah. Siapa sangka, di balik kondisi fisiknya, ada mental yang begitu kuat.
Dengan tangan yang bengkak, Abah pernah menjual mainan hanya dengan dipanggul. Mainan digantung di tubuh kecilnya, beratnya tak terbayangkan. Penghasilannya hanya sekitar Rp 30.000 per hari, sering kali tidak cukup untuk makan. Bahkan pernah, Abah dan keluarganya menahan lapar selama tiga hari karena tidak ada pembeli. Pulang tanpa hasil adalah hal yang biasa. Utang ke sana kemari pun terpaksa dilakukan, menyeretnya ke situasi di mana tetangga mulai mengacuhkan dirinya.
Namun Abah tetap mengutamakan keluarganya. Demi cucunya bisa sembuh, Abah rela mengumpulkan Rp 900.000, meski itu berarti menahan kebutuhan rumah dan modal usaha. Istrinya juga sakit dan harus kontrol tiap minggu. Belum lagi salah satu anaknya terkena penyakit TBC dan membutuhkan perhatian khusus.
Sementara itu, penyakit yang Abah derita sendiri justru tidak pernah diperiksakan. Vertigo, tangan sering kebas, dan rasa sakit lainnya ia tahan sambil mendorong gerobak berkeliling. Kondisi tubuhnya membuat Abah sering terjatuh, bahkan pernah tertabrak motor. Lebih memilukan lagi tidak ada satu pun yang menolongnya. Gerobak satu-satunya alat untuk mencari nafkah pun sempat rusak.
Namun Abah tidak pernah mengeluh. Ia terus bekerja, terus berusaha, terus percaya bahwa selama ia bergerak, keluarganya bisa bertahan.
Kini, saatnya kita mengambil bagian dalam perjuangan itu.
Jika Abah Endang saja mampu terus berjuang demi keluarganya, maka kita pun bisa memberikan sedikit kebaikan untuk meringankan beban yang ia pikul. Jangan biarkan Abah menanggung semuanya sendirian. Sudah cukup cemoohan dan kesulitan yang ia hadapi.
Mari bantu wujudkan harapan Abah Endang untuk membahagiakan keluarganya.
Tap tombol donasi, dan jadilah alasan Abah bisa kembali tersenyum.
![]()
Belum ada Fundraiser