Ini Sinta, seorang gadis berusia 17 tahun yang telah berjuang keras sejak usia dini. Sinta tinggal bersama ayahnya yang menderita stroke dan adiknya yang harus putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Meskipun usianya masih muda, Sinta sudah terbiasa menjadi tulang punggung keluarga.
Sejak ibunya meninggal pada tahun 2021, Sinta telah mengorbankan banyak hal demi keluarga. Setiap hari, sepulang sekolah, Sinta berjualan gorengan, bekerja sebagai pengasuh anak panggilan, dan ART panggilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Penghasilan yang didapat tidak selalu mencukupi, terkadang hanya sekitar 15.000 hingga 20.000 rupiah per hari, dan itupun tidak menentu. Meski begitu, Sinta tidak pernah mengeluh.
“Yang penting ayah saya bisa sembuh dan adik saya bisa sekolah lagi,” kata Sinta, meski ia tahu perjuangannya tidak mudah. Hidup mereka penuh cobaan, dari segi ekonomi hingga masalah kesehatan. Sinta bahkan harus mengutang pada warung untuk membeli beras dan makanan lainnya, karena penghasilannya yang tidak menentu.
Sinta sangat berharap untuk melanjutkan pendidikannya, namun kondisi ekonomi yang sulit membuat impian tersebut semakin jauh. Ia ingin adiknya, Nunu, bisa kembali sekolah dan meraih masa depan yang lebih baik. Doa saya, semoga ayah saya bisa sembuh dan kami bisa hidup lebih layak, harap Sinta, meski beban yang ia tanggung semakin berat setiap hari.
Kondisi fisik Sinta tidak sempurna, namun semangatnya tetap membara. Dengan segala keterbatasan yang ada, Sinta terus berjuang untuk keluarganya. “Saya ingin adik saya bisa sekolah, itu sudah cukup buat saya,” katanya penuh tekad.
Tanpa bantuan, impian Sinta untuk melanjutkan pendidikan dan merawat keluarganya semakin terancam. Mari bersama-sama kita bantu Sinta, agar ia bisa terus bersekolah, memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya, dan mewujudkan cita-citanya yang sempat tertunda.
Bantu Sinta untuk masa depan yang lebih cerah. Setiap sumbangan Anda akan memberi mereka harapan baru dan kesempatan untuk hidup yang lebih baik.