
Meski fisiknya terbatas, banyak orang di luar sana tetap berjuang sekuat tenaga demi keluarganya bisa bertahan hidup. Mereka bekerja tanpa kepastian, makan pun kadang tidak tentu—namun tak sedikit pun mengeluh. Salah satunya adalah Pak Tedi (50 tahun).
Setiap hari, dengan langkah tergopoh-gopoh karena stroke, Pak Tedi berkeliling sejauh 10 km untuk menjual kerupuk mie. Sudah lebih dari 4 tahun ia melakukannya, dari pagi hingga sore, tanpa lelah, tanpa henti. Meski sering pulang tanpa hasil, keesokan harinya ia tetap kembali berjualan. Bahkan, ia pernah keserempet kendaraan dan mengalami kerugian besar, namun tetap memilih bangkit.
Apa yang membuatnya terus bertahan?
Jawabannya: keluarga.

Di rumah, istrinya tengah berjuang melawan kanker rahim, sementara anaknya memiliki kebutuhan khusus. Dengan pendapatan hanya 20.000 rupiah per hari, mustahil bagi Pak Tedi menutupi biaya pengobatan maupun kebutuhan sekolah anaknya. Bahkan, sang anak sempat putus sekolah karena kondisi ekonomi.
Beban hidup Pak Tedi begitu berat. Untuk berjalan saja ia kesulitan, namun demi keluarga, ia memaksa tubuhnya bergerak. Setiap pagi ia berharap kerupuk yang disiapkan istrinya—meski dalam kondisi sakit bisa terjual habis. Namun realitas sering berkata lain.
Hari ini, kita bisa meringankan sedikit beban itu.
Mari bantu Pak Tedi agar ia tak lagi berjuang sendirian. Kebaikan sekecil apa pun bisa jadi penopang besar bagi keluarga ini untuk biaya sekolah sang anak, pengobatan istrinya, hingga modal usaha agar hidup mereka bisa kembali stabil.
Tap tombol donasi sekarang.
Bersama, kita bisa menjaga harapan Pak Tedi tetap hidup.
![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik