
Di usia 70 tahun, Abah Engkos masih harus berkeliling menawarkan jasa asah pisau, yaitu profesi yang sudah ia tempuh sejak tahun 2001. Dengan kondisi wajah sebelah kanan yang mengalami kelainan serta langkah yang kini mulai berat, Abah tetap berusaha mencari nafkah untuk dirinya dan istri tercinta.

Setiap pisau yang ia asah dihargai Rp3.000, sedangkan golok Rp5.000. Pendapatan hariannya sering kali tak menentu. Jika cukup, Abah makan nasi dengan garam. Jika tidak, ia dan istrinya menyantap nasi sisa kemarin.
Dulu Abah pernah bekerja sebagai penjaga malam dan pengangkut sampah, namun kini tenaga itu tak lagi kuat menopang. Meski begitu Abah terus semangat mendorong gerobaknya dari pagi hingga sore, sedikit demi sedikit mengelilingi setiap komplek.
Perjalanan panjang dari rumah ke kampung-kampung membuat Abah sering kelelahan. Panas terik membuat mata kanannya terus berair. Namun karena keterbatasan ekonomi, ia belum pernah sekalipun memeriksakan kondisinya ke fasilitas kesehatan.
Abah ingin hidup lebih layak, tanpa harus menahan perih setiap hari.
Mari jadi penopang di masa senja Abah Engkos, kebaikanmu hari ini bisa jadi harapan besar. Setiap rupiah sangat berarti. Terima kasih telah membantu Abah Engkos tetap kuat menjalani hari.
![]()
Belum ada Fundraiser