ImageBolak-Balik Pikul Bambu Setiap Hari, Upah Hanya 15...
Image

Bolak-Balik Pikul Bambu Setiap Hari, Upah Hanya 150 Ribu/Bulan

Image
Jawa Barat
Rp 2.332.590 terkumpul dari Rp 70.000.000
96 Donasi sudah berakhir

Penggalang Dana

Image
Image
Verified Organization

Kalau saya gak kerja, siapa yang mau jagain cucu-cucu ini?
Itu yang sering Abah Dayat gumamkan di sela-sela napasnya yang mulai berat saat memikul bambu puluhan kilo seorang diri. Di usianya yang ke-75 tahun, Abah Dayat masih bangun pagi setiap hari, memanggul bambu berat dari kebun, memotongnya satu per satu menjadi tusuk sate, lalu menjajakannya ke warung kecil. Semua itu Abah lakukan sendiri, tanpa bantuan siapa pun.

I

strinya, Ibu Hajar, yang kini juga sudah menua, menunggu di rumah bersama dua cucu kecil mereka: Riski (9 tahun) dan Dian (5 tahun), serta seorang anak berkebutuhan khusus yang hingga kini belum pernah mendapat terapi seumur hidup. Secara fisik, anaknya terlihat sangat kurus, dan kerap menunjukkan tanda-tanda gangguan mental. Tapi ada satu momen yang tak pernah Abah lupakan—ketika sang anak menyanyikan lagu, Harta yang paling berharga adalah keluarga…” Satu kalimat yang membuat Abah kembali menguatkan diri untuk terus bekerja.



Upah dari hasil menjual tusuk sate itu? Kadang hanya Rp10.000 hingga Rp15.000 per hari. Uang itu harus dibagi untuk makan bersama, membeli kebutuhan harian, serta memberikan sedikit bekal sekolah untuk cucu-cucu. Bahkan, untuk makan pun, kadang keluarga kecil ini masih dibantu oleh tetangga. Rumah yang mereka tinggali sekarang bukan rumah layak huni. Pernah roboh. Kini hanya berdinding bilik, atapnya bocor, tak ada kasur yang layak, dan seluruh bangunan itu adalah hasil swadaya warga sekitar. Tapi Abah tetap bersyukur. Yang penting cucu bisa makan dan sekolah, katanya lirih.



Namun, seiring usia, tubuhnya mulai melemah. Bahu pegal, punggung nyeri, lutut sering gemetar. Tapi Abah tak pernah berhenti. Karena baginya, kalau bukan dia, siapa lagi yang bisa menjaga keluarganya?



Harapan Abah Dayat sangat sederhana. Ia tidak pernah meminta banyak. Ia hanya ingin bisa punya penghasilan yang lebih layak agar tidak harus terus-menerus mengangkat bambu berat setiap hari. Ia ingin cucunya bisa terus sekolah, dan anaknya yang berkebutuhan khusus bisa menjalani terapi serta mendapat pendidikan di tempat yang lebih layak.

ita tidak bisa membiarkan Abah Dayat terus menanggung semua ini sendirian. Di usia 75 tahun, tak seharusnya ia masih mengangkat beban seberat ini—secara fisik maupun batin. 🤲 Mari bantu ringankan langkah Abah Dayat. Bantu keluarganya bertahan. Bantu wujudkan harapan sederhana seorang kakek yang hanya ingin hidup lebih tenang bersama cucu-cucunya.

Baca selengkapnya ▾

  • Februari, 27 2025

    Campaign is published

Hamba Allah5 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 20.015
Devallo Kei Hajid Wahyudi6 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 50.172
Hamba Allah6 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 20.004
Suryo Nugroho6 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 20.061
Hamba Allah6 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 10.018

Fundraiser (1)

Penderma.id
Berhasil mengajak 36 orang untuk berdonasi.
Rp  883.582
Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik (22)

Hamba Allah6 bulan yang lalu
Semoga sehat selalu pak
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Kakak8 bulan yang lalu
Semoga membantu
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Asti8 bulan yang lalu
Semoga bapak sehat selalu dan lancar rejekinya serta selalu dibawah lindungan allah swt
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Hamba Allah8 bulan yang lalu
Semoga sedikit membantu yaa 🙏🏻
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Hamba Allah8 bulan yang lalu
Kuat pak💪💪💪
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Bagikan melalui:
✕ Close