Rasa sakit paling tinggi adalah saat Ayah yang hanya bisa berdiam diri melihat anaknya pingsan karena kejang. Tubuh kuatnya itu seolah langsung runtuh. Tanggung jawabnya sebagai Ayah seolah tak bisa ia penuhi
Bagi seorang Pak Cecep yang punya anak lumpuh otak, tak ada cobaan hidup yang lebih pedih selain melihat Nisa, anaknya gak berdaya.
“Nisa pernah kejang sampai pingsan. Saya nggak bisa berbuat banyak cuman bisa nemenin Nisa. Kalau lagi kumat sakitnya, Nisa sering mukulin kepalanya sendiri,” kata Pak Cecep.
Pak Cecep berjalan 12 kilometer sambil membawa gerobak mainan anak-anak. Beliau lakukan semua setiap hari dengan kaki dan tangan tak sempurna. Tak jarang kondisinya malah dipermainkan dan jadi objek kejahatan orang tak bertanggung jawab.
Hanya karena Bapak ini gak punya tangan dan kaki sempurna, terus bisa dipermainkan seenaknya?!
Bagi Pak Cecep rasa sakit itu masih kalah jauh dengan rasa sakit hati seorang Ayah melihat anaknya yang lahir dengan lumpuh otak, lalu kejang tak berhenti, pingsan, dan Sang Ayah tak bisa berbuat apa-apa.
Keadaan kantong ‘kering’ kala itu membuat seisi dunia langsung suram. Karena kejadian itu, Pak Cecep melawan rasa sakit kakinya yang terluka bergesekan dengan aspal dan tubuhnya yang kerap diserempet kendaraan karena ‘tak terlihat’.
“Pernah juga ada yang malak dan mencuri uang hasil dagangan saya,” kata Pak Cecep lagi.
Meski sudah beberapa kali melewati kondisi yang merugikan, Pak Cecep tak bisa begitu saja menyerah. Kepada kami Pak Cecep cerita kalau kebutuhan Nisa ada berbagai macam untuk terapi lumpuh otaknya. Suplemen khusus sekitar 660 ribu per bulan. Belum lagi terapi 250 ribu per minggunya.
“Yang mana aja dulu yang duluan (dipenuhi) kalau emang ada uangnya,” senyum getir Pak Cecep tak mampu menyembunyikan kemirisan yang kami lihat.
Setiap cobaan selama jualan mainan, Pak Cecep menganggap bahwa itu ujian yang mungkin bisa menuntunnya pada jawaban atas doa yang dilangitkan selama ini. Pak Cecep gak mau sampai Nisa kehilangan masa depannya. “Soalnya sekarang Nisa udah kehilangan masa kecilnya,” katanya.
Para penderma, Kita bantu yuk! Ringankan beban Pak Cecep untuk menyelamatkan masa depan Nisa. Jangan hilangkan harapan seorang Ayah dengan hati yang sangat besar itu.
Donasi darimu nantinya tidak hanya disalurkan untuk Pak Cecep saja. Beliau setuju dan memberikan izin kepada Kebaikan Penderma untuk menyalurkan bantuan ke penerima manfaat lainnya dengan kebutuhan serupa.
Pemilihan penyaluran bantuan akan ditentukan berdasarkan urgensi penerima manfaat, kecukupan dana, dan kesesuaian program dengan bantuan yang akan disalurkan.
Belum ada Fundraiser